Selasa, 21 April 2009

HAri KARTINI


Tepat pada tanggal 21 April 1879,adalah hari lahir R.A.Kartini. Yang sekarang setiap tanggal 21 April kita memeperingati hari kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Nama ayah kartini adalah R.M. Sosroningrat dan Ibunya bernama M.A. Ngasirah. Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Disini Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondesi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Setelah itu Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904 Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Setelah kartini wafat, Mr. J.H. Abendanonmengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda.Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang artinya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Dari sejarah perjuangan ibu kartini diatas,betapa besar pengorbanannya untuk memajukan kaum wanita,meningkatkan drajat wanita di Pribumi hingga akhirnya cita-citanya tercapai walau belum semuanya. Kini kita sebagai anak bangsa harus meneruskan perjuangan kartini untuk meningkatkan drajat kaum wanita.
Bagi kaum lelaki,tak seharusnya kalian berfikir jika perempuan dibawah kalian dan kalian bisa berbuat semena-mena. Karena drajat kita dimata ALLAH sama.
BANGKIT BANGSAKU,TERUSKAN SEMANGAT KARTINI,KITA PASTI BISA MAJU

0 komentar:

Posting Komentar